Foto ini yang menginspirasi saya traveling ke Turki, saya jatuh cinta dengan Cappadocia (orang Turki menyebutnya Kapadokya) ketika pertama kali melihat foto ini, saya ingin merasakan naik balon udara sambil melihat matahari terbit di Cappadocia. Karena itu pula saya memilih Cappadocia sebagai kota terakhir saya kunjungi sebagai puncak dari trip saya kali ini, saya juga meluangkan lebih banyak waktu serta uang untuk tour dan balon udara.
Pagi itu setelah perjalanan selama 10 jam yang sangat melelahkan karena tidur didalam bus ternyata sangat tidak nyaman, belum lagi penghangat udara yang disetel terlalu panas menurut saya, akhirnya kamipun tiba di Goreme(Goreme merupakan nama area/lembah di Cappadocia) saya melihat pemandangan balon udara yang berterbangan di langit Goreme dari balik kaca bus , sambil tersenyum saya berkata dalam hati, besok mimpi saya akan segera menjadi kenyataan.
Sekitar pukul 7.30 pagi kami diturunkan di Otogar, dengan bantuan google maps kamipun mulai melangkah menuju penginapan kami "Garden Cave Hostel" yang sudah kami booking dari beberapa bulan sebelumnya, minim nya petunjuk serta tidak ada papan nama hostel membuat kami kebingungan mencari lokasinya, meskipun google maps menyatakan kami sudah sampai, beruntung kami bertemu 2 rekan traveler asal Indonesia Anisah dan Tiara yang baru saja kembali dari tour Balon Udara. Yup, kami sudah janjian menginap di Hostel yang sama.
Tiba di Hostel, sang pemilik yang bernama Hasan itu masi tidur, setelah saya ketuk pintu kamarnya dia pun terbangun dan mempersilakan kami langsung masuk ke kamar, kami sekamar dengan Anisah dan Tiara. Selesai mandi, kamipun sarapan, yup kami ikutan dapat sarapan meskipun kami baru sampai.
Selesai sarapan, kami berempat pun mulai melangkah, tujuan kami Goreme Open Air Museum, hujan rintik rintik tidak menggoyahkan niat kami untuk berjalan, namun baru saja jalan beberapa meter hujan semakin deras dan memaksa kami untuk berteduh didepan toko, dan ternyata disini bukan hujan air melainkan hujan es batu. Baru pertama kali kami merasakan hujan es batu, yang akhirnya dengan noraknya kamipun sibuk berfoto, es batunya berbentuk bulat2 kecil yang terlihat sangat lucu dan imut :D
Setelah hujan agak mereda kami melanjutkan perjalanan kami dengan payung serta jas hujan, dan kami kagum melihat hamparan rumput dan jalanan yang tertutup es batu. Dalam perjalanan, disaat ketiga teman saya itu sibuk foto devil eyes yang tergantung dipohon disebuah cafe, saya berkenalan dengan anjing pemilik cafe tersebut yang ternyata sangat lucu dan pintar, kami sempat bersalaman dan berfoto bersama, ternyata dia bisa juga berpose :D
Perjalanan menuju Goreme Open Air Museum ternyata cukup jauh, namun pemandangan yang indah membuat kami sibuk foto2, baru setengah perjalanan tiba2 hujan deras turun lagi, kali ini hujan air bukan es batu, cuaca dingin tak tertahankan membuat kami memutuskan untuk mampir ke restoran terdekat untuk berteduh dan menghangatkan badan serta makan siang, cuaca yang dingin ternyata membuat kami cepat lapar. Disini saya mencoba "testi kebab" yaitu kebab yang dibakar didalam kendi tanah liat yang merupakan makanan khas Cappadocia, untuk membukanya bagian atas kendi dipukul beberapa kali sampai terbuka, disajikan dengan nasi hangat. Akhirnya saya bertemu dengan nasi juga di Turki, namun ternyata nasinya sangat berbeda dengan nasi yang biasa saya makan di Indonesia, nasi disini keras, seperti beras yang dimasak setengah matang tanpa dikukus, jadilah saya lebih memilih makan testi kebab saya dengan roti khas Turki.
Cuaca mulai cerah ketika kami melanjutkan perjalanan, sibuk foto2 membuat kami lupa dengan rasa dingin serta capek karena harus berjalan kaki serta menanjak tebing. Pemandangan lembah goreme sangat indah, setiap batunya memiliki bentuk yang berbeda dengan keunikan tersendiri.
Goreme Open Air Museum ternyata sangat ramai, banyak rombongan pelajar yang datang kesini untuk mempelajari sejarah Goreme. Di pintu masuk ada beberapa petugas yang memeriksa paspor kami untuk dicocokkan dengan nama yang tertera di Turkey Museum Pass kami, setelah pemeriksaan kamipun mulai mengitari museum ini, namun tiba2 hujan deras turun lagi membuat kita berlarian untuk berteduh. Bagian dalam dari museum ini dilarang untuk difoto, hanya interior luar yang diperbolehkan untuk foto. Saat tiba di bangunan gereja di bagian atas, saya iseng bertanya apakah boleh foto? namun petugas yang berjaga memberi tanda tidak boleh. Kemudian petugas itu berjalan menuju ke pintu, lalu tiba2 menyuruh saya untuk foto dengan cepat, ternyata petugas itu melihat kondisi diluar karena hanya saya dan si partner diapun mengizinkan kami untuk foto sambil menjaga pintu. Setelah foto2 seperlunya sayapun mengucapkan Tessekur Ederim sambil melangkah keluar.
Anisah dan Tiara sudah berpamitan untuk pulang lebih dulu, karena mereka ingin berbelanja oleh2 sebelum menuju ke Bandara sore harinya. Hujan terus menerus membuat saya dan si partner mempersingkat kunjungan kami di Museum ini, kamipun berjalan pulang ke hostel untuk beristirahat. Entah karena kurang tidur di bus atau cuaca Goreme yang sangat dingin membuat kami mengantuk. Sore harinya saat Anisah dan Tiara check out dan menuju bandara, satu lagi traveler Indonesia sampai di Goreme, kami memang sudah janjian dengan Indah untuk menginap di hostel yang sama serta mengikuti tour yang sama keesokan harinya.
Pukul 6 sore kami bertiga mendaki menuju sunset point, namun baru saja tiba badan kami sudah tidak kuat dengan hembusan angin kencang, rasa dinginnya sampai menusuk kedalam tulang, kami memutuskan untuk masuk kedalam cafe untuk menghangatkan badan dengan segelas cay ataupun coklat hangat. Dari sunset point ini kami dapat melihat dengan jelas lembah Goreme yang ternyata sangat luas, namun sayang sekali kami kurang beruntung, tidak ada sunset sore itu, hujan terus menerus membuat langit tertutup awan pekat :(
Kami bertiga akhirnya hanya berjalan2 mengitari toko souvenir, minimarket dan toko2 di Goreme. Hampir sebagian besar toko disini menjual souvenir khas Turki seperti karpet, berbagai aksesoris dari devil eyes, serta makanan dan minuman khas Turki, cay(turkish tea) dan manisan(turkish delight). Jauh2 ke Turki namun yang dibeli si partner tetap Indomie :D , cuaca yang dingin membuat kami ngidam indomie dengan kuah yang hangat.
Selesai berbelanja kamipun makan malam direstoran terdekat kemudian segera pulang ke hostel untuk beristirahat karena besok kami harus bangun pagi2 sekali untuk mengikuti tour balon udara.
Mimpi saya untuk melihat matahari terbit dari atas balon udara akan segera menjadi kenyataan :)
No comments:
Post a Comment