Hari ini merupakan hari terakhir kami di Istanbul, sebelum kembali ke tanah air keesokan harinya. Kami ingin lebih santai menikmati suasana kota ini, sambil membeli buah tangan untuk keluarga tercinta dirumah. Dari Hotel kami melewati jalan di tepi selat Bosphorus, sebenarnya si kami nyasar, tapi karena pemandangan nya bagus kami terus saja berjalan sampai melewati tembok Istana Topkapi.
Perjalanan kami lanjutkan kearah eminonu, kami berjalan santai selama hampir 1 jam untuk mencapai eminonu.
Kami menyusuri lorong2 yang berisi toko dengan pandangan sekeliling yang melirik kearah kami, mungkin mereka bingung apa yang dilakukan 2 orang asing ini ditengah pasar. Kami jalan tidak tentu arah mengikuti langkah kaki kami tanpa bantuan Google maps,tidak terasa kami sudah berjalan cukup jauh, kakipun mulai lelah serta rasa lapar karena belum sempat sarapan membuat kami mampir ke sebuah kedai kebab di pinggir jalan. Pelayan datang menghampiri kami dengan ramah, namun semua menu disini menggunakan bahasa Turki, tidak ada bahasa inggris sama sekali, karena bingung saya hanya memesan makanan dengan menunjuk foto, sedangkan si partner memesan kebab. Makan siang saya hari ini seporsi Scnitzel lengkap dengan salad dan nasi dan masi ditambah roti serta segelas jus apel, saya cukup membayar 8TL, ya jauh lebih murah dari biaya makan saya di restoran yang banyak didatangi turis, kedai ini ramai dengan penduduk lokal, terlihat banyak pekerja kantor disekitarnya yang makan disini, hanya kami berdua yang tampak paling berbeda.
Kami duduk disamping meja tempat pembuatan kebab, chef nya pun menyapa dengan ramah walaupun kami tidak mengerti bahasanya, kemudian diapun beratraksi memotong daging kebab sambil bernyanyi, sayapun tertarik untuk mengabadikan atraksinya tersebut, dengan senang hati dia berpose didepan kamera saya :)
Perut kenyang hatipun senang, perjalanan kami lanjutkan menuju Spice Bazaar, namanya Spice Bazaar namun pasar ini bukan hanya menjual bumbu, berbagai jenis teh, manisan khas turki, souvenir khas turki sampai berbagai piring cantik tersedia disini, hampir semua pedagang menawarkan barang dagangannya dengan ramah, ada juga yang membagikan sample makanan yang mereka jual. Beberapa pedagang mengira kami turis Malaysia, mereka menyapa dengan bahasa Melayu sambil mempersilakan kami masuk kedalam tokonya, namun ada juga yang menyapa saya dengan bahasa China dan Jepang, mata saya yang sipit membuat mereka kesulitan menebak dari mana saya berasal.
Karena tidak tertarik membeli disini atau malas menawar harga lebih tepatnya kamipun hanya melihat-lihat saja, kami lanjut melangkah ke pasar disekitar Spice Bazaar, pasarnya sangat besar dan sebagian besar menjual barang secara grosir, pasar ini sangat ramai dan padat pengunjung, kamipun harus berdesak-desakkan dengan pengunjung lainnya. Rasa lelah membuat saya mengistirahatkan kaki sambil duduk di Masjid Yeni, sambil menunggu si partner yang sholat didalam.
Dari Masjid Yeni kami menyebrang ke jembatan Galata, kami melihat pemandangan kapal2 penjual balik ekmek (roti berisi ikan) yang ramai dengan pengunjung, yang unik semua pelayannya menggunakan seragam bagaikan awak kapal. Pada hari pertama tiba di Istsnbul, saya sempat mencari kapal2 ini namun tidak terlihat sama sekali, akhirnya dihari terakhir ini saya berhasil melihatnya, namun karena masih kenyang kami tidak mampir untuk mencoba.
Kami melangkah menyusuri Jembatan Galata menuju Jalan Istiklal, sepanjang jalan istiklal menuju Taksim Square dipenuhi toko berbagai merek, restoran dan cafe. Saat sore hari jalanan disini menjadi sangat padat dan ramai, selain wisatawan asing, banyak warga lokal yang datang kemari sekedar untuk berbelanja atau nongkrong di cafe.
Si partner ingin membeli sepatu baru sekaligus juga kaos kaki favoritnya, karena itu kami berkunjung ke jalan istiklal lagi, padahal hari pertama di Istanbul kami sudah mampir kesini. Setelah keluar masuk beberapa toko, dia belum juga menemukan sepatu yang ingin dibelinya.
Capek keluar masuk toko, kamipun mampir ke sebuah cafe yang menjual makanan khas turki, selain ingin duduk dan ngemil sore kami juga ingin menumpang ke wc. Saya memesan seporsi kumpir, yaitu kentang panggang yang diaduk dengan keju turki kemudian diberi berbagai topping seperti sosis, acar, sayuran serta sambal. Seporsi kumpir dihargai 13 TL, porsinya sangat besar bisa dinikmati 2-3 orang.
Setelah kenyang dan cukup beristirahat kami melanjutkan lagi aktifitas berbelanja kami, saat masuk ke H&M si partner meminta izin untuk kelantai atas, sayapun mengizinkan sambil saya juga melihat2 baju disini, setelah berkeliling hampir 30 menit dan tidak menemukan si partner, sayapun menunggu didepan toko, dengan anggapan kalau sudah selesai dia pasti akan keluar, lama menunggu dan si partner tidak juga keluar saya masuk lagi kedalam, hampir 3x saya turun naik mengelilingi toko ini untuk mencarinya, namun saya tidak menemukan partner saya yang doyan khilaf ini.
Sayapun mulai panik, dua hari berturut-turut dia menghilang :(
Saya bolak balik mengitari jalan istiklal dari ujung ke ujung sambil memasang mata untuk mencari jaket ungu si partner,tapi hampir 2 jam saya berjalan, si partner tidak juga terlihat. Saya mencoba whatsapp namun tidak ada tanggapan, modem wi-fi kami memang berada di kantong saya, namun sepanjang jalan istiklal banyak terdapat cafe dan restoran yang memiliki fasilitas wi-fi, saya berpikir dia bisa mencari cara untuk memperoleh wi-fi dan mengabarkan keberadaannya. Hari sudah mulai gelap, sudah lebih dari 3 jam si partner saya menghilang, saya memutuskan untuk menunggu saja didekat taksim square, karena kaki saya sudah mulai letih berjalan dan angin semakin kencang membuat saya kedinginan.
Fey yang mengetahui kalau si partner menghilang pun segera menyusul kemari, kami berdua kembali ke H&M, dia membantu saya untuk bertanya kepada petugas keamanan dengan bahasa Turki, namun tidak banyak membantu, karena petugas keamanan pun tidak melihat si partner dan tidak banyak membantu. Karena melihat wajah saya yang sudah pucat dan kedinginan, dia membawa saya ke sebuah cafe untuk minum segelas cay dan menghangatkan badan, Fey menelepon ke hotel tempat kami menginap untuk meminta tolong petugas hotel mengecek apakah si partner sudah kembali. Hampir 1 jam kami menunggu dan mencari namun tidak berhasil menemukannya, akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke hotel dengan menumpang taxi. Setelah mengantarkan saya pulang ke hotel, Fey kembali bekerja.
Saya mencoba untuk menghubungi si partner melalui whatsapp lagi, sambil menginfokan bahwa dia hilang kepada teman2 kami di Indonesia, sebab sudah lebih dari 5 jam. Sejak kemudian pintu kamar dibuka dari luar, si partner pulang dengan wajah tersenyum sambil menenteng 2 kantong belanja. WHAT ?!?!?! ternyata selama 5 jam saya panik kehilangan partner dia asyik belanja di toko favorit nya LC Waikiki. Pikiran saya campur aduk antara kesal, bersyukur akhirnya dia pulang dengan selamat dan penasaran ingin melihat hasil belanjaannya :D
Sayapun segera memberi kabar kepada teman2 kami di Indonesia dan juga Fey karena diapun turut panik dan berharap tidak ada kejadian buruk yang menimpa si partner.
Saat si partner sibuk membongkar barang belanjaannya, saya keluar untuk makan malam (makan tengah malam lebih tepatnya) dan menikmati malam terakhir saya di Istanbul, sambil mengucapkan terima kasih dan salam perpisahan dengan Fey.
Nyebelin banget sih partnernya hahhaha....
ReplyDelete