Monday, April 27, 2015

Kenapa harus traveling ke luar negeri?

Orang sering bertanya kepada saya, kenapa harus traveling ke luar negeri? Kalau diIndonesia sudah traveling kemana saja? 
Jujur saja, di Indonesia saya baru pernah menginjakkan kaki di Palembang, Pulau Jawa & Bali. Bahkan dikota tempat saya berdomisili saat ini pun belum semua tempat pernah saya datangi. Saya jadi teringat saat saya interview visa schengen di kedutaan Belanda 2 tahun lalu, petugas tersebut menanyakan salah satu daerah di Lampung yang belum pernah saya datangi, kemudian dia berkomentar dikota tempat tinggal sendiri aja belum muter smua kok mau jalan2 ke Belanda, saya hanya senyum saja, tapi Puji Tuhan visa schengen saya lolos juga :)

Way Kambas yang merupakan salah satu objek terkenal di Lampung pun baru pertama kali saya kunjungi saat teman2 saya dari Jakarta berkunjung ke Lampung, ceritanya djadi turis dikota sendiri :D

Lalu apa alasannya saya jadi lebih sering traveling ke luar negeri? Banyak alasan dan pengalaman yang saya dapatkan selama traveling keluar negeri yang rasanya tidak dapat saya rasakan hanya dengan membaca atau menontonnya di layar TV ataupun iPad saya.

Berikut sebagian alasan saya lebih sering traveling ke luar negeri, jangan disamakan dengan pengalaman orang lain, karena setiap orang punya pandangan yang berbeda.

1. Tiket Promosi Internasional
Budget airline maupun fullboard airline lebih sering mengadakan promosi untuk tiket Internasional daripada tiket domestik. Tiket pesawat ke Singapura/Kuala Lumpur selalu lebih murah daripada tiket menuju kota2 diIndonesia. Namun bagi saya tetap saja harus membeli tiket Lampung-Jakarta yang lebih mahal daripada tiket keluar negeri, nasib tinggal dikota kecil yang tidak ada penerbangan langsung ke luar negeri :(

2. Transportasi yang lengkap
Transportasi diluar negeri (khususnya negara2 yang pernah saya datangi) lebih lengkap dan banyak pilihan mulai dari bus,monorail,mrt, ktx/shinkansen serta dilengkapi dengan petunjuk arah yang jelas, aman, nyaman dengan fasilitas AC tanpa perlu berdesak-desakkan dan tepat waktu. 

3. Traveling melatih kemampuan bahasa asing
Traveling keluar negeri sangat membantu saya dalam melatih kemampuan saya berbahasa asing. Saya mampu berbahasa Inggris, Mandarin, sedikit bahasa Korea dan bahasa tarzan alias bahasa isyarat ketika semua bahasa asing yang saya kuasai sudah tidak bermanfaat lagi :D
Kemampuan berbahasa asing minimal bahasa Inggris sangat membantu saat traveling keluar negeri, minimal untuk menanyakan arah/jalan dan ketika membeli barang/makanan. Saya pernah melatih kemampuan bahasa saya ketika membantu turis Korea di Florence yang membutuhkan sumpit tapi tidak mampu berkomunikasi dengan petugas hostel, atau ketika saya membeli barang di Bandara Kansai namun petugas hanya bisa berbahasa Jepang dan Mandarin sehingga kita harus berkomunikasi dalam bahasa Mandarin.
Namun di negara2 lain yang bahasa Inggris bukan merupakan bahasa utama seperti di Bangkok, Perancis, Jepang saya terpaksa mengeluarkan bahasa Isyarat tangan :D

4. Traveling melatih sosialisasi
Ketika traveling sendiri saya lebih sering tinggal di Hostel/guest house, alasannya sederhana karena biaya lebih murah, saya cukup membayar biaya 1 bed yang saya gunakan. Selain itu saya juga senang berkenalan dan berbagi pengalaman menarik dengan traveler dari negara lain. Tentu saja kemampuan berbahasa asing menjadi kunci utama saya dapat bersosialisasi dengan traveler dari negara lain. Saya pernah mendapat partner ke Universal Studio, berbagi biaya taxi ke Bandara Don Mueang dengan traveler dari Brazil dan Finlandia, berbagi biaya perjalanan & makan dengan traveler China saat mengunjungi Busan. Bahkan sampai saat ini ada beberapa yang masih berkomunikasi via Facebook dengan saya.

5. Traveling melatih kemandirian
Selama traveling saya bisa bangun lebih pagi tanpa perlu alarm, juga lebih mandiri menyiapkan sendiri segala keperluan saya tanpa adanya bantuan orang lain, mengatur jadwal perjalanan, mengatur jadwal makan serta budget traveling. Selain itu mandiri ketika saya mencari informasi serta arah menuju tempat yang saya tuju.

6. Traveling membuat saya lebih bersyukur
Saya merasa bersyukur ketika saya dapat menginjakkan kaki di negara2 maju, melihat kecanggihan negara lain walaupun terkadang merasa iri dan sering bertanya dalam hati "Kapan Indonesia bisa seperti ini?", saya bersyukur ketika melihat keindahan alam ciptaanNya, selain itu  traveling membuka mata saya, bahwa tidak semua orang seberuntung saya. Terima Kasih Tuhan saya diberi kesehatan sehingga dapat traveling, bersyukur untuk keluarga dan teman2 di tanah air yang menanti kepulangan saya, selain karena menanti oleh2 jg tentunya :D


Sunday, April 26, 2015

Traveling tidak selalu "mahal"

Bagi para traveler pertanyaan2 seperti "ngapain sih jalan2 terus?" , "kaya y, bisa traveling terus?" , "kerja apaan sih, kok bisa sering traveling?" tentu sudah tidak asing lagi. Selalu saja ada orang yang usil berkomentar tentang hobby traveling kita. Satu pertanyaan yang paling mengusik para traveler jomblo seperti saya "traveling terus, kapan kawinnya?" ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…

Rasanya sulit sekali menjelaskan tentang kenikmatan traveling kepada orang2 yang tidak mengerti. Bahkan sampai saat inipun sulit untuk menjelaskannya kepada orang tua & keluarga saya. setiap pulang traveling sering saya ceritakan pengalaman2 menarik dinegara yang saya kunjungi, sering pula saya tunjukkan foto pemandangan disana, dan papa saya cuma akan berkomentar "lihat di tv juga sama, ga perlu sampai kesana" ๐Ÿ˜“ kalau sudah begitu saya hanya bisa terdiam dan menyimpan kembali hp ๐Ÿ˜…

Bagi sebagian besar orang yang tidak tahu, traveling dianggap hobby mahal yang mengahabiskan uang. Padahal sejak ada budget airlines seperti AirAsia, Jetstar, Tiger Air, dll traveling terasa begitu terjangkau di kantong. Bayangkan saja disaat periode promo, tiket internasional jauh lebih murah daripada tiket normal. Saya pernah ke Singapura & Malaysia dengan tiket pp seharga 300rb, ke Jepang dengan tiket pp 2,1jt dan yang paling murah saya pernah ke jogja dengan tiket pp 98rb alias tidak sampai 100rb rupiah. Jadi siapa bilang traveling itu mahal? Semua tergantung bagaimana kita menyiasatinya alias rajin2 berburu tiket promo ๐Ÿ˜

Setelah dapat tiket promo pun, masih akan ada orang yang usil berkomentar "tiketnya murah, tapi kan disana perlu ongkos & hotel" . Traveling tidak selalu identik dengan menginap di hotel dan berkeliling kota dengan taxi. Untuk tempat tinggal ada hostel/guest house lebih terjangkau, apalagi bagi solo traveler, untuk transportasi pun ada beberapa negara yang menyediakan bus/tram gratis bagi turis yang dapat dimanfaatkan seperti di Kuala Lumpur, Sydney dan Melbourne. Selain itu banyak transportasi umum seperti bus, mrt, monorail dengan harga murah yang bisa digunakan. Tips nya kita hanya perlu mengatur jadwal dengan cermat๐Ÿ˜€

Lalu apa bedanya traveling ke suatu negara dengan yang kita lihat di layar TV? Traveling ke negara2 maju seperti Singapura & Jepang saya kagum dengan ketertiban, sistem transportasi yang nyaman serta tepat waktu, dengan orang2 yang berjalan sangat cepat seperti dikejar waktu. Di Switzerland saya terpesona dengan keindahan alamnya yang luar biasa indah, yang tentu saja berbeda rasanya ketika saya menjejakkan kaki disana dengan yang saya lihat di TV. 
Namun tidak semua negara yang pernah saya kunjungi terasa jauh lebih bagus di TV, di Paris saya merasakan kereta umum yang bagi saya jauh lebih butut  & jorok daripada kereta di Indonesia.
Traveling membuat mata & pikiran saya terbuka bukan hanya dengan keunggulan negara2 lain tapi juga kelebihan negara kita sendiri๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ

Jadi traveling tidak selalu harus mahal & membuang2 uang kan? Pengalaman yang didapatkan jauh lebih berharga daripada nilai yang dibayarkan. Bagi para traveler traveling adalah kenikmatan tersendiri yang tidak bisa dinilai dengan uang ๐Ÿ˜€