Hello, kali ini saya akan membagi pengalaman saya tentang wisata medis di Kuala Lumpur. Saya seringkali ke Kuala Lumpur untuk mengantar mama ataupun anggota keluarga lainnya untuk berobat namun tidak pernah sekalipun saya berbagi pengalaman tentang berobat keluar negeri, khusus untuk kasus papa yang satu ini saya akan share pengalaman kami selama pengobatan di Kuala Lumpur.
Akhir Oktober sepulang nya saya dari Madrid, saya berkesempatan mengantarkan papa ke Gleneagles Hospital KL untuk cek ke orthopedic mengenai sakit pada bahu& lengan sebelah kiri papa (sebelumnya saya sudah whatsapp dengan dokternya & memberitahukan diagnosa yg diberikan dokter di Indonesia). Kondisi papa saat itu masi sangat sehat, tidak ada keluhan sama sekali kecuali rasa sakit pada bahu&lengan sebelah kiri, bahkan untuk memakai baju pun harus dibantu, tapi papa masi aktif bermain badminton 3x seminggu, 1 hari sebelum berangkat ke KL papa masi menyempatkan diri untuk bermain olahraga favorit nya itu. Bahkan selama di KL pun papa masi sangat aktif, kami pergi seolah-olah sedang liburan bukan berobat, selain jadwal di rumah sakit kami berkeliling mall untuk berjalan-jalan serta wisata kuliner.
Setelah pemeriksaan fisik dokter menyarankan untuk X-ray, betapa terkejutnya kami serta dokter saat melihat hasil X-ray yang menunjukkan bahwa 75% tulang di bahu& lengan sebelah kiri papa menghilang, dokter orthopedic kamipun segera memberikan instruksi untuk pemeriksaan lebih lanjut, cek darah, ct scan serta biopsy. Dokter Shue(Dokter orthopedic papa) sudah memberikan gambaran terburuk, bahwa kemungkinan terbesar yang menyebabkan tulang menghilang adalah kanker, dugaan sementara kanker tulang. Papa harus menginap 1 malam di rumah sakit Gleneagles KL untuk melakukan pemeriksaan. Dari hasil scan kemudian dokter memastikan itu adalah kanker, namun sumber kankernya ditemukan di ginjal sebelah kiri, bukan ditangan. Untuk lebih memastikan, kita harus menunggu hasil biopsy, karena cukup lama kamipun memutuskan kembali dulu ke Lampung. Sambil kamipun berdoa bahwa hasil pemeriksaan itu salah.
Seminggu kemudian saya kembali seorang diri ke KL untuk mengambil hasil biopsy serta konsultasi lebih lanjut, hasil biopsy menyatakan bahwa benar sel kanker yg memakan sebagian besar tulang papa adalah dari ginjal sebelah kiri, papa di vonis kanker ginjal(Clear Cell Carcinoma) stadium 4 karena sudah menyebar ke bagian/organ lain. Sayapun sempat berkonsultasi dengan Oncologist di Gleneagles KL, Dokter Azura namanya, dokter Azura pun menyatakan benar kanker & tanpa pengobatan waktu yang tersisa untuk papa tidak sampai 1 tahun. Pengobatan yang disarankan adalah mengangkat sumber kanker nya(ginjal sebelah kiri) serta pengobatan dengan obat khusus kanker ginjal, namanya Pazopanib.
Kami tidak begitu saja menerima hasil tersebut, saya mengirimkan semua data pemeriksaan ke bagian Oncology NUH (National University Hospital) Singapore dan memohon konsultasi, padahal jadwal seluruh professor nya sudah full sampai 3 bulan kedepan, namun karena kondisi mendesak & saya memohon bantuan, kamipun dapat jadwal 2 minggu kemudian, segeralah kami berangkat ke Singapore untuk berkonsultasi. Professor Alvin Wong (Spesialis Oncology NUH) menyatakan bahwa data pemeriksaan tersebut benar adanya, dan pengobatan yang disarankan pun sama yaitu dengan obat. Karena diagnosa & tindakan yang akan dilakukan sama kamipun kembali ke Gleneagles KL dengan pertimbangan harga yg lebih murah serta data medis papa sudah lengkap disana(papa sudah melakukan medical check up disana sejak 2013).
19 Nov 2016 tepat di hari ultah yg ke 61 papa menjalani operasi laparoscopic ginjal sebelah kiri, menurut dokter operasi berjalan lancar, namun kondisi papa drop, selain kesakitan akibat operasi, sakit lambung papa pun kumat karena puasa yg di jalani sebelum & sesudah operasi, jadwal operasi tulang tangan & kaki yang dijadwalkan 3 hari sesudahnya harus ditunda seminggu kemudian. Selain itu nafsu makan papa menurun drastis, bahkan untuk minum susu pun tidak selera.
29 November 2016, 10 hari setelah operasi pengangkatan ginjal kiri, papa kembali masuk ruang operasi untuk menjalani operasi tulang, operasi tersebut berjalan lebih dari 10 jam, setelahnya pun papa harus di transfer ke ICU untuk monitor kondisinya. Kami tidak dapat menemani di dalam ruang ICU.
Seminggu setelahnya papa diperbolehkan untuk pulang( ke apartment di KL bukan ke Lampung), dan kami berkonsultasi lagi dengan dokter Rachel (Spesialis Oncology, disarankan oleh Dokter CS Loh), keputusan dokter Rachel adalah pengobatan menggunakan pazopanib dengan efek samping ke hati, jantung dll, selama pengobatan tersebut setiap 3 minggu papa harus ke KL untuk menjalani test darah, jantung& fungsi hati. Kami memutuskan untuk pikir2 terlebih dahulu dan kembali ke Lampung. Berdasarkan smua informasi yg saya baca pazopanib memang pilihan terbaik, namun efek samping nya pun sangat banyak, selain efek samping yg disebutkan dokter, pasien akan kehilangan nafsu makan, mual, diare dll.
Dengan kondisi papa yg sangat drop & tidak ada nafsu makan sama skali, rasa2nya sangat berat untuk memaksakan papa untuk menjalani pengobatan tersebut. Selain itu saya mempertimbangkan kondisi papa yg harus bertahan dengan 1 ginjal.
Kamipun kembali ke Lampung untuk berpikir tentang pengobatan lebih lanjut, sambil memberikan kesempatan papa untuk pemulihan pasca operasi, papa pun sudah kangen dengan rumah dan keluarga di Lampung. Berdasarkan informasi yg saya baca serta informasi dari teman/ saudara, kamipun mencari informasi tentang immunology yaitu tindakan medis yg meningkatkan sistem kekebalan tubuh pasien sehingga tubuh pasien dapat melawan sel kanker dgn sendirinya. Ada 2 tempat yg saya tau dapat melakukan tindakan tersebut, yg pertama di Modern Hospital Guangzhou & Klinik Procare di Life Care Diagnostic Centre KL. Setelah menghubungi keduanya serta konsultasi via email& tlp, kami memutuskan untuk ke klinik Procare. Saat pertama kali datang sayapun tidak langsung memutuskan untuk tindakan, saya masi konsultasi lebih lanjut tentang tindakan medis yg dilakukan, efek samping nya, biaya serta penanganan lanjutan dikemudian hari, karena menurut saya sekali saya salah memutuskan, nyawa papa yang jadi taruhannya.
Setelah berpikir & berkonsultasi dgn mama&papa kamipun memutuskan untuk melakukan tindakan medis di klinik Procare, kami mengambil tindakan Autologous Immunotherapy serta Swiss Immune Boosting Therapy (selama 6bulan) sesuai yang disarankan oleh Naveen Kumar. Saya dan papa tinggal selama 1 bulan di KL untuk menjalankan therapy tersebut, pertama kali kami datang papa masi menggunakan kursi roda, nafsu makan masi sangat kurang, badan lemah & kurang semangat hidup.
Kami sekeluarga bersyukur atas hasil yang kami peroleh saat ini, sudah 8 bulan berlalu dari pertama kali kami mendengar diagnosa dokter, Swiss Immune Boosting Therapy masi terus kami lanjutkan hingga 3 minggu kedepan.
Dokter yang telah banyak membantu papa :
1. Dr Shue Chern Long, Orthopedic Gleneagles Hospital KL
2. Dato' Sri Zulkharnain Ismail, Orthopedic Gleneagles Hospital KL
3. Dr Loh Chit Sin, Urology Gleneagles Hospital KL
4. Naveen Kumar, Klinik Procare KL
5. Dr. Sharon Goplan, Klinik Procare KL
Apa yang saya tulis adalah kenyataan apa adanya yg kami alami, saya berharap tulisan ini dapat menbantu pasien / keluarga pasien kanker lainnya yg mungkin sedang kebingungan mencari pengobatan kanker.